KESALAHAN PERENCANAAN KEUANGAN DI USIA 30an
Banyak yang tidak menyadari, bahwa di usia ini kondisi keuangan tidak termanage dengan baik. Dikutip dari http://www.koran-jakarta.com/?37156-kesalahan-perencanaan-keuangan-umur-30an. Berikut merupakan beberapa kesalahan yang sering dilakukan di usia 30an dalam merencanakan keuangannya.
1. Gaya Hidup melampaui kemampuan yang sebenarnya.
Senangnya
gaji sudah meningkat beberapa kali lipat dari gaji saat umur 20-an,
namun setelah melihat kanan kiri, sepertinya kita sanggup kok beli
barang-barang bermerek Eropa seperti yang sedang trend (padahal harga
barang minimal sama dengan gaji 2 bulannya). Limit kartu kredit mulai
ditingkatkan oleh bank seakan menjadi tolak ukur untuk belanja lebih.
Nyicil dan nyicil lagi demi berpacu dengan lifestyle. Beli Mobil yang
cicilannya lebih adari setengah gaji bulanan kita, padahal belum punya
aset lain yang lebih berpotensi naik nilainya seperti rumah misalnya,
tabunganpun hanya cukup untuk bayar uang muka saja.
2. Habis-habisan biaya pernikahan
Ingat
bahwa resepsi pernikahan hanya awal dari perjalanan dan fase hidup yang
baru, bukan akhir masa lajang saja. Setelah menikah akan lebih banyak
tantangan hidup yang harus dilewati yang tidak bisa hanya dibayar dengan
gaya dan gengsi.
3. Tidak membicarakan tentang keuangan sebelum menikah dengan pasangan
Subject
yang sama sekali tidak romantis dibicarakan dengan pasangan, tapi
penting dibicarakan sedini mungkin untuk kepentingan jangka panjang.
Pastikan kita membicarakannya sedini mungkin apabila sudah memasuki fase
serius. Pastikan kita mengetahui spending habit/kebiasaan belanjanya,
bahkan status hutangnya. Tentunya kita tidak ingin pada awal pernikahan
sudah terbeban dengan hutang bukan? Mengenal masing-masing latar
belakang keuangan pasangan sangat diperlukan dalam pengambilan
keputusan-keputusan penting dalam pernikahan yang nantinya melibatkan
keuangan. Jangan sampai pernikahan kita nanti gagal ditengah jalan
karena kesalahpahaman dalam pengaturan keuangan. Di masa ini hal ini
seharusnya sudah tidak dianggap tabu lagi untuk dibicarakan.
4. Mengutamakan Anak lebih dari segalanya
Lho kok salah? Salah kalau berlebihan.
Rasa
senang berbelanja berlebih untuk si buah hati karena baru memiliki anak
harus di kontrol. Jangan sampai selalu melebihi budget dalam belanja
keperluan sang anak yang akibatnya menumpuk barang-barang yang dengan
cepatnya tidak dapat terpakai. Kepentingan tabungan pensiun anda jangan
sampai dilupakan. Jangan melulu memikirkan pendidikan anak dan
mendandani sang anak tapi lupa menyiapkan rencana pensiun anda.Cegah
agar sang anak tidak harus menanggung kita sebagai beban malahan,
nantinya.
5. Tidak memperdulikan pentingnya Asuransi
Harap
diingat bahwa semakin tua biaya asuransi akan semakin mahal. Bila tua
dan sudah punya dana pun, belum tentu kita bisa diterima karena kondisi
kesehatan kita saat itu.Kita harus tetap terus menerus mengevaluasi
asuransi yang tepat untuk setiap fase hidup kita. Baik itu untuk
melindungi pertanggungan jiwa, kesehatan ataupun ketidakmampuan (sakit
kritis atau kemungkinan terjadinya disabilitas). Anda yang sehat dan
mampu sekaranglah yang akan membayar untuk diri anda sendiri di kemudian
hari. Bayar untuk masa depan anda dulu dan pastikan masa sekarang aman.
6. Berinvestasi di tempat yang salah tanpa evaluasi.
Minimnya
pengetahuan mengenai perencanaan keuangan dan investasi di negara kita
pada tahap yang cukup memprihatinkan. Kesadaran untuk berkonsultasi pada
perencana keuangan yang mumpuni masih rendah. Berinvestasi masih dengan
cara mengikuti teman-teman tanpa mengetahui apa yang cocok dengan
kepribadian dan tujuan keuangan masing-masing. Harus diperhatikan bahwa
investasi ini diibaratkan kendaraan yang akan mengantar kita ke tujuan
keuangan kita.Bisa saja kendaraan yang dahulu digunakan sudah tidak
sesuai / kurang tepat apabila digunakan saat ini.
7. Terlalu cinta hutang konsumtif.
Bagaikan
hubungan pacaran yang tidak sehat - putus sambung, enggan meninggalkan
orang sudah jelas tidak ada masa depannya dengan kita, ternyata banyak
diantara kita yang ternyata enggan meninggalkan hutang kartu kredit atau
hutang tanpa jaminan (KTA). Bayar selalu minimum. Enggan mengurangi
nilai hutang tapi malah menambah nilai hutang. Bunga yang dibayarkan
percuma kalau dikumpulkan bisa untuk membayar perencana keuangan lho!
Segeralah menyelesaikan hutang anda, terutama hutang konsumtif dan tanpa
anggunan.a Melalui setiap sen yang dibuang untuk membayar bunga barang
konsumtif, artinya kita membuang potensi yang bisa dihasilkan setiap
sen-nya.
Komentar
Posting Komentar